Judul Buku : Ketika Si Buah Hati Bertanya
Penyusun : Irhayati Harun, S.Psi.
Penerbit : Ikhlas Media
ISBN : 978-602-18047-3-5
Cetakan 1 : April 2012
Tulisanku ada pada tema "Tentang Agama"
Dengan judul "Saat Aghif Bertanya Tentang Hari Kiamat"
Halaman 19.
Penulis: Faizatin Ni'mah (nama asliku)
Tulisan ini bercerita tentang anak sulungku yang bernama Aghif (M. Ghifari Abdullah Syahid) yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang bagaimana hari kiamat itu akan terjadi.
Saat Aghif Bertanya Tentang Hari Kiamat
Aghif, seorang anak yang selalu ingin
tahu tentang banyak hal dan tak pernah mau diam, baik tingkah polah
maupun pikirannya. Anak ini suka dengan buku, apalagi yang ilustrasinya
menarik dan banyak warna. Tiap kali aku membelikannya buku baru, ia
langsung minta dibacakan bahkan sampai berulang-ulang hingga mulutku
berbusa-busa, kayak sabun aja… Karena itulah, akhirnya anak ini punya
segudang tanya dalam hatinya, tentang banyak hal. Waktu usianya 4 tahun
dan duduk di Play Group, Aghif mulai kritis sekali, sering nanya ini
dan itu, temanya pun beragam.
Suatu hari, dia minta dibacakan buku
tentang Hari Akhir (Kiamat) untuk anak-anak, bukunya memang menarik,
terdiri dari 3 jilid yang kesemuanya berilustrasi menarik dan kertasnya
juga bagus. Dia memintaku membacakannya dua kali. Setelah kubacakan,
kelihatannya dia masih anteng-anteng saja.
“Kok belum ada pertanyaan macam-macam ya…” pikirku.
“Kok belum ada pertanyaan macam-macam ya…” pikirku.
Eh… ternyata selang dua hari, waktu kami
berdua sedang menikmati indahnya langit malam, dia mulai bertanya.
“Bu,
mengapa Allah nanti menghancurkan ciptaan-Nya?”
“Iya mas, pada hari
kiamat nanti seluruh ciptaan Allah, bumi, langit, dan isinya akan
dihancurkan, dan nanti akan diganti dengan alam yang lain” jawabku.
“Tapi, bukankah Allah sudah menciptakan manusia bagus-bagus, hewan
bagus-bagus, tumbuhan bagus-bagus, bulan, bintang, matahari juga
bagus-bagus, kok nanti dihancurkan, yang dihancurkan itu kan yang
jelek-jelek aja, iya kan Bu?” tanyanya lagi, belum puas.
Mungkin dia menafsirkan apa yang sudah tercipta dengan bagus, ya sudah, tidak usah dirusak.
Mungkin dia menafsirkan apa yang sudah tercipta dengan bagus, ya sudah, tidak usah dirusak.
Aku mencoba memberikan penjelasan
sebisaku, kukatakan padanya, “Mas, pada hari kiamat nanti, semua yang
telah diciptakan oleh Allah, akan hancur. Makhluk hidup seperti:
manusia, hewan, tumbuhan, malaikat, jin, syetan akan dimatikan dan yang
benda mati seperti: bumi, bulan, matahari, bintang, planet, dan lainnya
akan dihancurkan, baik itu bagus atau tidak, Allah tidak pandang bulu”.
“Trus, setelah dihancurkan bumi ini jadi apa, Bu? Kata ibu akan diganti
dengan alam yang lain, alam apa itu?” tanyanya lagi masih menyelidik
karena pertanyaannya masih belum kujawab sepenuhnya.
Waduh… anak-anak
sekarang memang pikirannya sudah jauh ke depan, asal selalu mendapat
stimulus, Insya Allah mereka akan memiliki daya nalar yang bagus. Tapi,
ya ini, ibunya jadi kuwalahan dan bingung mau jawab apa, kalau tidak
dijawab, nanti takutnya akan membunuh sikap kritisnya itu, kalau asal
saja jawab malah nanti si anak akan punya konsep awal yang salah,
apalagi ini pertanyaan yang masih abstrak karena belum pernah kita
lakoni.
Akhirnya aku menjawab dengan hati-hati
dan semoga ini tidak salah, “Mas, setelah Allah menghancurkan alam
semesta dan isinya pada hari kiamat nanti, maka Allah akan mengganti
alam kita ini dengan alam yang baru, kalau saat ini kita berada di alam
yang namanya alam dunia, dan nanti setelah hari kiamat, Allah akan
mengganti alam dunia ini dengan alam yang bernama alam akhirat.
Di alam akhirat nanti semua manusia akan dihidupkan kembali oleh Allah dan akan ditimbang amal baik dan amal buruknya. Kalo amal baiknya lebih banyak, akan masuk surga. sebaliknya kalo amal buruknya yang lebih banyak, maka akan masuk neraka.
Di alam akhirat nanti semua manusia akan dihidupkan kembali oleh Allah dan akan ditimbang amal baik dan amal buruknya. Kalo amal baiknya lebih banyak, akan masuk surga. sebaliknya kalo amal buruknya yang lebih banyak, maka akan masuk neraka.
"Mas Aghif mau masuk surga atau neraka?” tanyaku.
“Aku mau
masuk surga aja ah…!” katanya bersemangat.
(Faizatin Ni'mah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar