Rabu, 05 November 2014

Insyaf

By: Faiza

Ilahi...
sudah sering kudengar segala seruan
yang Engkau sampaikan kepadaku
sudah sering kudengar alunan suara
 mengagungkan Asma-Mu
                        Tapi...
                        kedhoifan dan kebodohanku
                        selalu mendorongku untuk menjauhi-Mu
                        Ya Robbi...
                        aku 'tak tahu berapa banyak waktu
                        yang kuhabiskan untuk berguat kemaksiatan
                        berapa lama aku terlena 
                        akan gemerlapnya kenikmatan duniawi
                        hingga aku 'tak pernah lagi mengingat-Mu
Tuhanku...
begitu banyak dosa yang kukerjakan
Aku dapat sembunyikan dosaku dari makhluk-Mu
tapi...
Engkau selalu melihatku,
semua tingkah lakuku,
kejahatanku,
kekhilafanku,
kealpaanku
                      Kini...
                      aku datang ke hadirat-Mu
                      aku datang bersimpuh di kaki-Mu
                      aku datang mohon ampunan-Mu
                      Ampuni aku, Ya Robbi
                      Ampuni aku, Ya Rohim
                      Astaghfirullah hal adhim



Kenang-kenangan OSPEK Mahasiswa Baru STIT Makhdum Ibrahim
Angkatan 2001/2002


Selasa, 04 November 2014

Pagi

Oleh: Faiza

Kudengar bisikan sang fajar

senandungkan nyanyian Selamat Pagi
Aku bangkit dari mimpi malamku
beranjak mencari setetes kesejukan
kubasuh muka, tangan, kepala, dan kakiku
terasa kembali secercah asa dalam dada
dan aku mulai berangkat
menjumpai-Mu
Tuhanku


2001

Andai

Oleh: Faiza N.

Bocah kecil itu berlari-lari
di tengah padang luas membentang
ada kegembiraan dan kepuasan
terpancar di wajahnya
bebas...
lepas...
'tak ada beban di hati
lugu...
polos...
bagai seorang bayi yang baru lahir
putih bersih tanpa dosa

                  Ingin hatiku kembali seperti dia
                  bebas sesuka hati nikmati hari
                  tanpa beban yang menghimpit jiwa
                  selalu rasakan bahagia
                  dalam setiap langkahnya
                  'tak peduli orang lain menggunjingnya
                  'tak peduli mereka 'kan menghujatnya
                  ia tetap tegar dengan dirinya

Dan bocah kecil itu
mulai beranjak pulang
Ada setitik kelelahan di sudut wajahnya
tapi...
senyum kepuasan menghiasi bibirnya yang mungil
Ah...
Andai aku jadi dia


Sabtu, 12 Mei 2001


Hening

Oleh: Faiza N.

Dewi malam merangkak pelahan
ku termenung sendiri

di beranda kamarku yang sunyi
Hanya ditemani suasana malam
bulan, bintang, dan suasana binatang malam

Sepi...
ini sangat berharga bagiku
Aku bosan...
dengan hingar-bingar kota

Aku jenuh...
dengan hiruk-pikuk manusia
Yang 'tak pernah berikan arti apa pun
selain hura-hura

Hening...
kuingin kau temaniku
nikmati malam,
menghitung bintang-bintang,
merenungi semua
tentang hidup dan kehidupan


Kamis, 19 April 2001

Mengapa

Oleh: Faiza N.

Mengapa...
dendam meraja lela
merambah jiwa dan fikiran manusia

Damai...
kemanakah engkau
sapalah jiwa kami
agar kami dapat rasakan
bahagia dalam dekapanmu

Kamis, 19 April 2001

Galau

Oleh: Faiza N.

Kala kerisauan merambah jiwa
menyiksa dada
Galau...
'tak tahu harus kemana
kucurahkan semua rasa

                  Apakah pada mentari yang bersinar,
                  pada senja merah jingga,
                  ataukah pada bayu yang bertiup sahaja

Kuingin dalam galau ini
kutemukan sebuah makna
makna terdalam dari sebuah cinta

Rabu, 18 April 2001

Angin Malam

Oleh: Faiza N.

Kurasakan semilir angin malam
sapa wajahku
ngelangutkan mimpi dan khayalanku
membawanya terbang jauh
menembus batas ruang dan waktu
menjelajah angkasa
menembus awan
menggapai mega
memetik bintang-bintang
bercengkrama dengan bulan
meniti tangga pelangi warna-warni
          Membawaku...
          menuju negeri impian yang damai
          tenang...
          tentram...
          penuh kasih sayang
          tanpa dendam, permusuhan
          dan angkara murka 

April 2001

Sebuah Pengorbanan

Oleh: Faiza N.

Mentari redup bersinar
matanya sayu menatap sang malam
dari kejauhan
Ingin rasanya ia temani sang malam
terangi alam
           
           Tapi...
           'tak kuasa ia melawan kodrat Ilahi
            yang t'lah berikan mentari 'tuk siang-Nya
            dan rembulan 'tuk malam-Nya

Namun...
cinta adalah pengorbanan
yang sanggup berikan apa pun 'tuk kecintaannya

            Meski mentari 'tak mungkin bertemu sang malam
            tapi...
            ia berikan terangnya pada sang rembulan
            Dan dengan sinar itu
            rembulan dapat terangi malam
            'tuk bersama
            menyibak tirai kegelapan

Sedang...
mentari tersenyum bahagia
menatap mereka
dari balik awan

14 April 2001

Sabtu, 01 November 2014

Gerimis

By: Faiza N.

Gumpalan awan hitam itu
makin terlihat hitam
menutupi cakrawala biru

               Gelap...
               semakin pekat
               Sampai akhirnya...
               'tak tahan ia simpan butiran air itu

Dan...

satu persatu
jatuh...
basahi bumi
Gerimis...
Langit pun menangis

              Menangislah...
              Puaskanlah...
              Luapkan semua
              beban yang ada di dada

Biar hilang semua
duka,
lara,
nestapa,
Agar musnah semua
kesedihan yang menyiksa

            Agar dapat kulihat
            warna indah pelangimu
            lagi...

Maret, 2001

Tuhan

By: Faiza N.

Ketika rembulan redup merintih
bersembunyi di balik awan menghitam
'tak setitik pun cahya menerangi

                Gelap...
                Pekat...
                Senyap...
                Sepi memagut
                Bagai hatiku yang t'lah mati

Kuingin ungkap semua ini
pada hening di malam sunyi
Pada sang penguasa segala semesta
kucerita sambatkan semua halku
pada-Mu
Tuhanku...

2001